Friday, October 3, 2008

Yaayy.. Salut, Sutradara Perempuan Indonesia!

Bulan lalu, gara-gara ikut kursus metodologi riset, aku jatuh cinta pada sebuah majalah perempuan alternatif. Namanya Ms. Magazine (dibaca Miss Magazine). Sampulnya merah, bergambar borgol dengan simbol feminin, karena di edisi itu Ms.mengangkat isu utama tentang layanan terhadap narapidana perempuan di Amerika. Tidak hanya itu, isi Ms. membuat rasa ketidak-adilan dalam hatiku, yang seringkali cuma kupendam, bangkit dan merasa mendapat "teman".

Ya, "teman". Ini bukan pertama kalinya aku membaca bacaan feminis, mengingat di Indonesia aku sempat bergaul cukup akrab dengan isu-isu ini. Tapi baru kali ini aku merasa cukup nyaman membaca laporan tentang isu-isu perempuan. Dulu, seringkali bacaan yang mengangkat isu hak-hak perempuan menjebakkan aku dalam perasaan marah, ngga rela, ngga nyaman atau terganggu. Capek lah pokoknya... Tapi Ms. beda. Dia mengangkat isu-isu ini dengan bahasa yang (menurutku) tidak provokatif, tapi betul-betul menggugah kesadaran sekaligus mendidik. Aku merasa pikiranku benar-benar dibebaskan seperti dalam konsep pro choice. Paham, mengarah ke satu tujuan, namun tanpa rasa bersalah atau terpaksa. Rasanya Ms. ini seperti teman yang menjelaskan sebuah cerita, dan aku merasa ngga sendirian lagi setelah mendengarnya.

Sepulang dari kursus metodologi riset itu aku langsung ke Borders, toko buku terbesar di Crossgates Mid Mall untuk mencari Ms. Ternyata, ada kejutan selanjutnya. Di halaman 26 aku melihat foto Mbak Mira Lesmana dan Nia Dinata. Wow! Ini benar-benar kejutan! :)
Meski judulnya "Malaysian and Indonesian Women Filmmakers Buck The System", lebih dari 75% isi artikel itu bercerita tentang tiga perempuan Indonesia, Nan Achnas, Nia Dinata dan Mira Lesmana. Intinya, para sutradara hebat ini ingin menyuarakan isu-isu perempuan yang selama ini ditekan melalui sinema. Hebat ya? :) Aku juga seneng banget membaca kutipan wawancara Mbak Mira, yang menjelaskan bahwa jumlah mahasiswa perempuan yang belajar tentang pembuatan film semakin banyak.

Di negara yang kebanyakan orangnya menganggap Indonesia adalah negara yang terbelakang, cerita tentang kerja tiga perempuan hebat ini terasa sangat membanggakan. Coba, sampai hari ini, bisa ngga teman-teman mendaftar 3 nama sutradara perempuan Amerika dengan karya yang bisa memenangkan Academy Award?

Terimakasih banyak Mbak Mira, Mbak Nan, Mbak Nia...
Salah satu hal paling menyenangkan saat aku jauh dari rumah adalah mendapat kabar baik tentang Indonesia...

Berikut copy artikelnya, silakan klik di atas gambar untuk memperbesar tampilan:





Sumber: Ms. Magazine, Summer 2008 Edition




















No comments: