Sunday, December 7, 2008

Ramalan Cuaca

Gambar di atas adalah ramalan cuaca di Albany untuk lima hari ke depan. Sejak laptopku rusak, aku tidak bisa mengakses salah satu informasi terpenting ini: ramalan cuaca. Ramalan cuaca adalah sistem peringatan dini yang wajib kulihat buat menentukan berapa lapis baju yang perlu kupakai, supaya aku tidak membeku dihembus udara Albany yang luar biasa dinginnya, atau gerah kepanasan gara-gara salah kostum.

Meski laptoku rusak, aku beruntung karena ada Anibal, temanku, yang dengan baik hati selalu meng-update informasi cuaca buatku saat aku perlu keluar rumah. Ia yang berasal dari Caracas, Venezuela dan aku yang berasal dari Semarang, Indonesia, yang sama-sama panas, selalu heboh saat melihat ramalan cuaca, melihat salju turun, menemukan bahwa embun yang menggantung di rumput-rumput menjadi kristal es yang berkilauan dan memantulkan cahaya lampu-lampu jalan. Kami pun selalu takjub melihat genangan air di jalan berubah wujud menjadi lapisan es yang licin.

Aku belum tahu, mau sampai kapan kami menghentikan kehebohan setiap kali melihat ramalan cuaca yang menunjukkan hari-hari yang semakin dingin di Albany. Di sini, musim dingin sebetulnya sudah berlangsung lebih dari sebulan, ditandai dengan salju yang turun tanggal 22 Oktober lalu, tapi kami masih suka berseru, "WOW... WOWWWW... hari ini dingin sekali dan kita masih survive!", lalu kami ber-hi five keras-keras. Ngomong-ngomong, minggu lalu, suhu di malam hari berkisar di -5 sampai -8*C. Saking dinginnya suhu di luar, saat habis belanja dan ingin buru-buru minum jus dingin, aku tinggal menaruh botol jus yang baru kubeli di kusen jendela selama kurang lebih 10 menit, dan jus botolan itu jadi lebih cepat dingin daripada saat ditaruh di kulkas... :D

Lalu, silakan lihat ramalan cuaca buat minggu ini, yang aku pasang di awal tulisan ini. Besok suhu di Albany -14*C. Aku tidak tau lagi gimana rasanya berdiri di suhu sedingin itu, karena hari ini aku sudah merasa jadi daging beku, berdiri menunggu bis kampus dalam udara -7*C dan angin kencang selama hampir sejam. Jari-jari kakiku rasanya sakit, susah digerakkan, kulit muka dan telinga jadi terasa perih meski aku sudah pakai topi wool tebal, dan gigiku gemeletuk tanpa henti, meski aku sudah memakai jaket bulu angsa tebal dan dua lapis sweater wool di atas long john-ku. Hauuu... gimana ya rasanya jadi beruang kutub? :D

Selain membuat kita menggigil, suhu musim dingin ini juga membuat kulit kita jadi kering. Seluruh tubuh biasanya jadi terasa gatal atau perih karena kulit yang kering tergesek baju. Kulit kepala jadi seperti berketombe karena serpihan kulit kering itu terkena sisir, dan bibir kita jadi pecah-pecah dan berdarah. Untuk beberapa orang, termasuk aku, udara kering ini juga bikin hidung kita sering berdarah, karena pembuluh kapiler di hidung pecah. Solusinya, aku harus pakai humidifier, pelembab udara untuk ruangan saat aku tidur, pakai pelembab kulit untuk kulit yang sangat kering, Chapstick, lip balm dengan formula khusus buat bibirku, dan... (tidak terpaksa) jarang mandi, karena sabun dan air panas bikin kulit semakin kering.... :)

Uniknya, suhu di berbagai wilayah di Albany bisa berbeda-beda. Misalnya, biasanya suhu di kampus lebih hangat 1*C kalau dibandingkan dengan suhu di Madison Street. Kata temanku yang belajar di Department of Atmospheric Science-nya SUNY, ini karena ketinggian tempat dan kepadatan bangunan dan vegetasi di Albany berbeda-beda. Aku sih belum bisa merasakan bedanya: mau -5 atau -6, dua-duanya sama-sama dingin.... brrrr....

Bulan Januari nanti aku harus siap dengan -20. Di suhu seperti itu, kita sangat tidak disarankan untuk memakai perhiasan logam, mulai dari anting, gelang, atau kalung. Kenapa? karena dalam udara super dingin, logam itu bisa lengket di kulit kita dan susah dilepaskan. Ceritanya seperti kalau kita memegang dinding freezer yang dingin. Kulit kita bisa lengket dan sakit saat ditarik dari dinding itu. Seram ya?

Untuk menghadapi musim dingin yang ganas ini, kampusku punya terowongan bawah tanah yang menghubungkan semua gedung dalam kompleks SUNY, supaya kami tak perlu berjalan dalam udara yang membekukan saat berpindah, misalnya dari ruang kuliah ke perpustakaan. Selama musim dingin juga ada kemungkinan sekolah-sekolah dan fasilitas umum ditutup karena badai salju ngga memungkinkan siapapun untuk keluar rumah.

Makanya, ramalan cuaca jadi sangat penting buat dilihat, terutama di musim seganas ini. Beruntung ya, orang-orang yang tinggal di negara tropis, karena sepanjang tahun kita mengalami hari-hari yang sama? Mau musim hujan atau musim panas, musim rambutan atau musim duren, suhu di Semarang tak pernah jauh-jauh dari 30*C. Indahnya Indonesia.... ^_^
(ayo jangan homesick.. jangan homesick..)

3 comments:

Anonymous said...

Ya ampyuuuuun .. aku ga bisa banyangin .. tiap hari biduran kali yaaaa ... wong disini ujan dingin dikit, udah bentol2 .. apalagi ngalamin salju .. huwaaaaa ... mmm ... :-s

Anonymous said...

Artikel anda di

http://cuaca.infogue.com/ramalan_cuaca

promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema, game online & kamus untuk para netter Indonesia. Salam!

Anonymous said...

iklim berubah - ubah gitu memang perlu banget ramalan cuaca !

Tapi iklim di indo skr sudah terprediksi: PANAS at all time (gara-gara gombal warming ) hehhhee

Anyway, saya baru belajar bikin blog,
kalau sempat monggo mampir ke:

http://ceritaeka.wordpress.com