Monday, December 1, 2008

Resesi

Hari ini Amerika resmi dinyatakan sedang mengalami masa resesi.
Index Dow Jones turun sampai 680 poin dan wajah profesorku tampak menanggung galau saat bertanya,
"Hey, ngomong-ngomong, tahukah kalian, bahwa akhirnya hari ini pemerintah kita akhirnya mengakui bahwa Amerika sedang mengalami resesi?"
Wajah teman-temanku langsung berubah. Suasana sangat tidak nyaman. Semua langsung menyandarkan punggung di kursinya. Amerika tidak pernah bermimpi untuk jadi seperti ini.
"Saya tidak tahu tahu, gimana nasib dana pensiun saya nantinya..."
Profesorku bicara, seperti pada dirinya sendiri.

Siang tadi aku bertemu Matt, tetangga di apartmentku. Tiga bulan lalu saat aku ngobrol dengannya, dia masih bilang kalau dia berencana kuliah lagi di department psikologi setelah menyelesaikan program Master komunikasinya Desember ini. Aku bertanya, "Jadi gimana, kamu jadi wisuda dulu, lalu melanjutkan kuliah lagi di Psikologi?"
Wajahnya tampak berat. Ia menghisap rokoknya dalam-dalam.
"Rencana berubah. Aku harus kerja, apapun pekerjaannya. Aku nggak punya uang buat kuliah lagi..."
Aku cuma bisa bilang, "Oh."
"...meski aku juga nggak tahu, apakah aku masih bisa dapat kerjaan dalam kondisi seperti ini..."
Kami terdiam sampai bus No. 10 tiba. Jelas, Matt sedang sedih. Ia diam sepanjang perjalanan ke kampus.

Malam ini aku nonton CNN. Larry King Live menyorot masalah ini. Resesi. Saat musim semi tahun depan, diperkirakan ada dua setengah juta pekerjaan yang hilang. Tradisi liburan berubah. "Para orangtua harus bicara pada anak-anaknya, tak ada lagi liburan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kado-kado yang dipasang di bawah pohon Natal tak akan sebanyak dulu lagi..."

Salah satu nasihat yang diberikan adalah, "...jangan belanja terlalu banyak dengan kartu kredit, karena suku bunga yang tak menentu saat ini, dan kita tidak tahu, sampai kapan kita masih akan bekerja..."

Di Indonesia, sahabatku sedang khawatir kehilangan pekerjaannya. Kakak iparku yang bekerja sebagai pialang saham sudah tak sanggup lagi menghasilkan apapun sejak tiga bulan lalu. Kakakku terancam dirumahkan karena perusahaannya terus merugi. Harga-harga pasti terus melambung. Seorang pengusaha kelapa sawit kenalan sahabat temanku bunuh diri karena frustrasi dengan harga sawit yang "terjun bebas". 

Aku ingat, 3 lalu bulan saat aroma krisis semakin tajam di sini, aku menulis di status FB-ku: "Asri berharap Indonesia tak akan krismon lagi..."
Dan apa yang terjadi? Ada dua orang yang mentertawakanku. Mereka bilang "nggak mungkin". Mereka juga bilang, "krisis masih jauh..."

Jauhkah 3 bulan lalu dari hari ini?
Belumkah mereka merasakan kepahitan saat negara kita saat ini terpaksa meluncurkan kebijakan moneter, "merestui" pemutusan hubungan kerja, merasakan anjoknya rupiah sekali lagi?

Aku geregetan ketika melihat komentar mereka saat itu. Sangat geregetan, karena mereka adalah bagian dari angkatan yang melewati badai krisis di akhir '90-an, dan mereka, dari status pendidikan dan strata sosialnya, seharusnya orang yang cukup bisa membaca keadaan. Cuma, aku juga sadar bahwa orang-orang seperti mereka akan selalu berdebat atas nama perdebatan itu sendiri, bukan atas nama esensi. Suka atau tidak, negara kita dipenuhi manusia-manusia seperti ini. Banyak bicara, berdebat untuk menang, bukan untuk mencapai solusi yang baik buat semuanya.

Aku geregetan, merasa kita selalu ketinggalan langkah. Selalu jadi korban imbasan badai krisis global. Merasa kalau kita selalu lengah (atau dengan sengaja memelihara ketidak-pedulian), dengan tetap tertawa-tawa saat ekonomi dunia mulai sakit-sakitan. Menganggap prediksi krisis itu "lucu", atau jadi bahan becandaan. 

Kapan kita mau belajar? Membunyikan, mendengarkan peringatan dini, dan menyelamatkan diri sebelum terlambat? 

5 comments:

Anonymous said...

*nemenin asri buat PR* :P

Anonymous said...

ya gituh deh. sama ajah ngomongin orang soal global warming. di indonesia gak ngefek tereak2 biar smuanya sama2 ngejaga lingkungan etc etc. yang ada diketawain. karna tinggalnya di sini sih, pengaruh global warming gak gtuh kliatan.

sbenernya banyak orang pinter di indo yang udah predict soal krisis ini. berharap ajah mereka melakukan sesuatu, bukan cuman buat kepentingan mereka sendiri tp juga buat kepentingan semua orang. :-s

Anonymous said...

udah 3 bulan ya ci? Semlm sempet ntn sepintas debat soal PHK massal yg MUNGKIN terjadi di 2009 ... semoga sih ga kejadian .. aku yakin negara kita bisa survive :) *keep positif thinking*

boni purnomo said...

mbak asri, i miss u......

boni purnomo said...

udah sekian lama (10 tahun)kita gak bertemu,tp akhirnya qta berdua akhirnya diketemukan juga,walau gak secara langsung qta bertatap muka..tp rasanya puas....melepas kerinduan.thank's God....Good Luck my sister!God Bless U.

"Jangan Lupa Sholat 5 waktu yaa!"