Tuesday, September 23, 2008

Cerita Pertama

makan siang bareng teman-teman baruku


"A Buat Asri" tidak berisi terjemahan tulisan-tulisan dari "A for Asri".
Rencananya blog ini berisi tulisan tentang berbagai hal yang lebih nyaman kuungkapkan dalam Bahasa Indonesia, tentang hal-hal yang bisa kita perbandingkan sebagai bangsa Indonesia, dan hal-hal yang mungkin (menarik) di mata kita, orang Indonesia.

Foto-foto di slide sebelah kanan atas di halaman "A Buat Asri" juga berbeda dari foto-foto di "A for Asri". Aku ingat bahwa apa yang "menarik" di mata kita bisa jadi adalah hal-hal yang biasa di mata orang asing, dan apa yang "tidak menarik" di mata kita bisa jadi adalah hal-hal luar biasa di mata mereka.

"A buat Asri" adalah curhat seorang perempuan Indonesia, buat orang Indonesia, atau orang yang sayang Indonesia. Tumpukan ide sih sudah ada, tapi beban minggu ini benar-benar luar biasa beratnya. Ada cerita tentang pelajaran dari Ike, perjalanan Pemilu dan angka-angka survey yang bikin deg-degan, cintaku pada Anderson Cooper, cerita dari acara-acara kampus, curhat colongan... tapi nanti deh...

Malam ini aku harus selesaikan response paper dari buku Bowling Alone-nya Putnam (bacaannya buanyaaakkk...hiks-hiks-hiks...), kemarin malam aku harus selesaikan tugas analisa artikel Schudson tentang keberadaan ranah publik dalam sejarah politik Amerika, tadi siang aku harus "membabat" tiga artikel tentang behavioral intention, besok pagi ada kelas multimedia, disusul kerja kelompok untuk survey apatisme politik di kelompok pemilih pemula, dilanjutkan dengan kerja kelompok untuk menyusun rencana audit komunikasi di DMV - kantor urusan kendaraannya Amerika, lalu kuliah sampai jam 8.30 malam. Gimana kelihatannya? cukup sibuk? itu belum semuanya... Kamis nanti ada presentasi tentang skala kuestioner apatisme politik plus tinjauan pustakanya...

Awwwwwwhhh.... Ternyata berat juga sekolah di Amerika!


Bareng para profesorku, teman-teman dan anjing kesayangan dosen waliku.
Ibu dosen waliku adalah ibu berbaju merah, berambut warna tembaga.


Dalam seminggu minimal aku membaca 300 halaman artikel politik - rancangan pesan untk publik - persuasi dan audit komunikasi, membuat paling tidak dua analisa dari bacaan itu, mencari bahan tinjauan pustaka buat pelajaran lainnya, menyiapkan diri buat diskusi kelas, dan mengikuti setidaknya satu kursus tambahan dari Interactive Media Center dan kantor urusan mahasiswa internasional. Berat. Capek. Ditambah lagi suhu yang semakin dingin saja, di bawah 5 derajat Celcius tiap malam, sementara pemanas ruangan di apartmentku belum juga dihidupkan, sedihnya hidup sendiri dan kesepian, kadang-kadang saat bangun di pagi hari jadi terasa sangat berat dan mellow.
Ini hal-hal yang ngga terpikirkan saat aku lagi semangat-semangatnya cari beasiswa. Seharusnya, saat itu aku sudah bayangkan kemungkinan-kemungkinan ini, jadi ngga terlalu down saat merasakannya hari ini. Meski begitu, belajar di sini asik kok, banyak sekali hal yang kita dapatkan dan pelajari, dan banyak sekali "jendela-jendela" wawasan baru yang tidak pernah terpiikir sebelumnya, tapi ternyata asik juga untuk dijalani.

Makanya, untuk mengurangi stress mulai akhir minggu lalu aku berusaha ikut acara-acara kampus, mulai dari acara memetik apel dan bikin pie buat penampungan tunawisma sampai kelompok jurnal penulisan kreatif di Fakultas Ilmu Humaniora. Kamis minggu ini aku juga sudah terdaftar dalam klub yang seru... hmmm... ehm... kelas Tari Perut a la Timur Tengah. Hihi.. seksiiii... :D
*sudah berkhayal kalau pentas nanti aku mau pakai "Mahluk Tuhan Paling Seksi"-nya Mulan*
Jujur, rasanya aku cukup tertekan menghadapi beratnya beban akademik di sini. Tapi inilah "point of no return", titik di mana aku ngga bisa "batal dan kembali". Pilihan terbaik yang bisa kujalani adalah berusaha sebaik-baiknya dan punya semangat vini-vidi-vici... hahaha... berasa atlet loncat indah olimpiade, yang setelah berjuang berat di Pelatnas harus terbang ke Beijing dan sesampainya di sana tentu saja mau nggak mau harus meloncat dari papan yang tinggi, salto, jungkir balik sebaik-baiknya, nyebur ke kolam, dan menunggu hasil penilaian juri, untuk jadi pemenang medali.
So, I'm jumping now. Semoga salto-ku tidak mengecewakan. Mohon doanya yaaa... :)

2 comments:

mira.mira.mira said...

halo mbak, makasih ya udah main ke blogku dan ngasih pendapat..^^
perkembangan terbaru sih si M mulai sadar dan agak-agak pengen putus.. yah aku sih udah cukup nasehatin dia ampe capek, sekarang cuma bisa berdoa aja dia sadar sebelum semuanya terlambat..
makasih ya mbak.. =)

Anonymous said...

good, very actractive dech